
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Kelapa sawit adalah tanaman tropis yang menghasilkan minyak kelapa sawit, yang digunakan dalam berbagai industri. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan penting bagi perekonomian Indonesia, bahkan menjadi salah satu ekspor utama setelah minyak dan gas. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang dan hanya memiliki batang yang tidak bercabang. Tanaman ini memiliki peran penting bagi masyarakat.
Pembahasan
Kelapa sawit merupakan tanaman tropis penghasil minyak nabati yang hingga saat ini diakui paling produktif dan ekonomis dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, seperti kedelai, kacang tanah, kelapa, dan bunga matahari. Klasifikasi kelapa sawit dalam dunia tumbuh-tumbuhan adalah Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas Monocotyledonae, Ordo Palmales, Famili Palmae, Sub Famili Cocoidae, Genus Elaeis, dan Spesies: (1) Elaeis guineensis Jacq (kelapa sawit Afrika), dan (2) Elaeis melanococca atau Corozo oleifera (kelapa sawit Amerika Latin). Kecambah kelapa sawit yang baru tumbuh memiliki akar tunggang, tetapi akar ini mudah mati dan segera diganti dengan akar serabut. Akar serabut memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal. Sebagian akar serabut tumbuh lurus ke bawah (vertikal) dan sebagian tumbuh mendatar ke arah samping (horizontal). Jika aerasi cukup baik, akar tanaman kelapa sawit dapat menembus tanah sampai kedalaman 8 meter, sedangkan ke samping bisa mencapai radius 16 meter. Keadaan ini tergantung pada umur tanaman, sistem pemeliharaan, dan aerasi tanah. Sistem perakaran seperti ini menyebabkan tanaman tidak mudah tumbang.
Disela-sela sel parenkim pada akar, ada ruangan-ruangan yang berisi udara dan saling dihubungkan oleh akar-akar udara. Di sekitar pangkal batang keluar akar-akar adventif yang menggantung. Jika sudah mencapai tanah, akar-akar adventif akan berubah menjadi akar biasa. Akar kelapa sawit mudah membusuk jika terlalu lama terendam air. Untuk mendukung pengembangan perkebunan kelapa sawit tersebut perlu tersedianya bibit yang berkualitas yang mampu berproduksi dalam waktu relatif singkat. Perbanyakan kelapa sawit yang dilakukan oleh petani masih sangat sederhana, yaitu setelah benih berkecambah, langsung dipindahkan ke polybag dengan media tanah dan tanpa ada perlakuan lain. Sehingga, pertumbuhan bibit dan tanaman di lapangan kurang baik. Untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit, harus ditunjang dengan penyediaan bibit yang baik. Salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan bibit adalah penambahan hara melalui pemupukan, baik pupuk organik maupun pupuk buatan.
Mahalnya harga pupuk buatan saat ini menyebabkan petani harus berpikir dan mencari alternatif pupuk organik sebagai pengganti pupuk buatan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi dalam melakukan usahatani. Pupuk organik yang umum digunakan untuk tanaman adalah dari kotoran sapi, domba, dan ayam. Namun, ketersediaannya semakin sulit diperoleh. Pemanfaatan kotoran kelinci merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. Di Indonesia, industri kelapa sawit menyumbang 1,6 persen dari PDB dan mempekerjakan 4,5 juta orang. Karena sebagian besar panen diekspor, industri ini menghasilkan devisa lebih dari 18 miliar per tahun, merupakan salah satu penyumbang terbesar di negara ini. Berdasarkan penelitian Jannah, industri kelapa sawit menunjukkan dampak positif, yaitu sebagai mata pencaharian baru bagi masyarakat dan mengurangi pengangguran, meningkatnya jumlah penerimaan masyarakat, serta adanya perubahan yang lebih baik dalam sarana dan prasarana desa. Sebagai komoditas penting bagi masyarakat, kelapa sawit memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, industri kelapa sawit telah menyediakan lapangan pekerjaan bagi 16 juta tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kesimpulan
Kelapa sawit memiliki manfaat yang sangat penting bagi masyarakat, terutama dari segi ekonomi. Perkebunan sawit juga berkontribusi dalam pelestarian lingkungan, seperti menghasilkan oksigen, membantu penyerapan karbon dioksida, menambah stok biomassa, serta konservasi tanah dan air. Selain menjadi salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peran penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, kelapa sawit juga merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara setelah minyak dan gas.
Baca juga:
Dewas KPK Bacakan Putusan Dugaan Pelanggaran Etik Terhadap Firli Bahuri
DISCLAIMER
Tulisan dari Putri Maysarah Nasution ini tidak mewakili pandangan redaksi Smart Lawyer.