Undang-Undang Minerba yang di sahkan Indonesia membuat berang Uni Eropa karena yang berpikir akan mengganggu rantai industri besi dan baja, dimana kebijakan Indonesia dianggap bisa mengganggu produktivitas stainless steel Uni Eropa. Uni Eropa dengan tegas melakukan gugatan atas kebijakan larangan ekspor bijih nikel yang ditetapkan pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 11 Tahun 2019
Sengketa itu muncul berawal dari statement langsung pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) yang memaparkan bahwa ekspor produk mineral yang belum dimurnikan di dalam negeri akan ditutup pada tahun 2023. Hal itu sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 alias UU Mineral dan Batubara (Minerba).yang disahkan dan diundangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 10 Juni 2020.
Baca juga:
Krisis Oksigen dan Lenyapnya Hak Hidup Pasien Covid-19: Pemerintah Melanggar HAM?
Mitos bahwa bangsa barat itu lebih superior dibanding dengan bangsa sendiri serasa sirna dengan keberanian presiden Jokowi melawan balik gugatan uni eropa melalui kementrian ESDM yang sedang Menyusun surat gugatan balik Pemerintah ke Uni Eropa atas larangan ekspor bijih nikel Indonesia ke Badan Penyelesaian Sengketa Organisasi Perdagangan Dunia atau Dispute Settlement Body (DSB) World Trade Organization (WTO).Keberanian presiden Joko Widodo bukan berakhir ditingkat WTO saja. kita bisa melihat keberaniannya melalui tiga ide gagasan besar yang dilakukan presiden Jokowi pada saat memberikan pidato di KTT G20 agar Dunia Tidak Jatuh Dalam Krisis Berkepanjangan dimana presiden Jokowi mengajak seluruh negara maju didunia untuk Bersatu dan berkolaborasi dalam kemajuan Bersama sebagai umat manusia.
Kepahlawanan president joko Widodo pun juga ditunjukkan dengan keakraban dengan berbagai pemimpin negara didunia,yang salah satunya adalah putra mahkota Abu Dhabi yaitu Pangeran Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan yang merupakan deputi komandan tertinggi pasukan angkatan darat UEA ,yang dijalin begitu erat dengan melakukan saling kunjung antar dua negara yang mana keduanya juga saling melakukan hubungan telepon baik formal maupun informal, keakraban antar keduanya begitu erat bahkan pemberian nama jalan dan masjid di kota Abu dhabi dengan nama Presiden Joko Widodo juga dilakukan oleh Pangeran Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan ,begitu pula sebaliknya presiden Jokowi memberikan penghormatan juga dengan memberikan nama jalan di Indonesia sesuai dengan nama jalan Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan atau disingkat jalan MBZ.
Secara tidak langsung, upaya yang dilakukan oleh presiden joko Widodo merupakan obat penyembuh kepada bangsa Indonesia yang sekian lama menderita sindroma inferior komplek yang diakibatkan oleh penjajahan yang berlangsung sangat lama yang menghancurkan mental bangsa Indonesia menjadi mental rendah diri, sehingga memunculkan suatu perasaan dari rembesan pengalaman sejarah yang secara turun-menurun diwariskan oleh para pendahulu ke dalam tradisi kehidupan bangsa Indonesia hingga saat ini.
Kita bisa lihat dari beberapa kebiasaan bangsa kita yang secara tidak sadar selalu menunjukkan inferiority complex, hal ini sering diwujudkan lewat reaksi berlebihan atau overreaction, seperti dengan mudah merasa bangga atau kagum ketika menjumpai warga negara asing bisa berbicara bahasa Indonesia. Kekaguman terhadap warga negara asing pun tak luput dari komoditas media massa, kemudian menurut dosen sosiologi UNY Grendi Hendrastomo di katakan bahwa orang Asia cenderung berkiblat pada orang Barat, dan menganggap punya kedekatan dengan mereka adalah sebuah pencapaian belum lagi peran media termasuk industri sinetron hingga film dalam menampilkan artis yang berpenampilan seperti bule,ditambah lagi pada bidang akademis dimana kehadiran seorang Dosen tamu dari luar negeri dihargai lebih dalam gaji dan penghargaan dibandingkan dengan dosen tamu dari dalam negeri walaupun kualitasnya sama, disamping itu seringkali kita melihat bahwa Pembicara yang jago berbahasa Inggris terkesan lebih hebat di kalangan akademisi Indonesia..
Sekelumit masalah yang menimpa bangsa Indonesia tidak lain karena adanya ‘penjajahan’ kultural yang dapat menimbulkan terpendamnya suatu perasaan superior dan inferior, Pemikiran inferior ini menurut Alfred Adler yang merupakan seorang psikolog yang ber etnis yahudi yang lahir di Austria di dalam teori Psikologi Individual dikatakan bahwa sikap rendah diri suatu bangsa berasal dari perasaan inferior yang ditimbulkan oleh perilaku lingkungan sosial yang menimbulkan suatu dampak psikologi yang sama besarnya dengan alam pemikiran internal (pikiran individu itu sendiri) baik akibat kekuasaan,gender dan politik.
Presiden Joko Widodo menyadari situasi yang menimpa bangsa Indonesia sehingga revolusi mental adalah salah satu konsep yang selalu digelorakan Presiden Joko Widodo dalam banyak kampanyenya. Revolusi mental yang digelorakan oleh Presiden Joko Widodo juga di dukung oleh mantan presiden megawati soekarno putri yang menyerukan kepada semua elemen masyarakat agar menggelorakan semangat revolusi mental secara luas, agar seluruh rakyat Indonesia dapat lepas dari sifat mental malas, bodoh, dan rendah diri sehingga akan tercipta pola pikir yang positif tentang bangsa Indonesia yaitu suatu bangsa besar dan bermartabat .
Akhirnya kita ucapakan terima kasih kepada presiden Joko Widodo sebagai sang Penyembuh bangsa Indonesia dari penyakit sindroma inferior komplek,bapak presiden Joko widodo telah membuktikan kepada kita semua bangsa Indonesia dan dunia internasional bahwa bangsa indonesia adalah bangsa bermartabat yang sejajar dengan bangsa lain di dunia,dan sesuai dengan konstitusi negara indonesia bahwa bangsa Indonesia turut serta dalam perdamaian dunia.
Author:
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya
Nabil Bahasuan, dr., Sp.F.